Siapa aja sekarang pasti punya Facebook. Facebook sekarang udah jadi jejaring sosial yang cukup efektif untuk menghubungkan orang dimana pun dia berada. Tapi pernah nggak sih buka Facebook teman lain? Pernah melihat kejanggalan? Bukan dari foto alay atau tulisan yang alay, tapi dari daftar anggota keluarga mereka yang panjaaaang banget. Oya, sebelumnya bagi gue alay itu nggak salah, alay itu pilihan gaya hidup, belum tentu lo itu lebih keren dari alay, dan belum tentu alay itu jelek, jadi nggak ada yang jelek dimata gue.
Oke, balik lagi ke permasalahan awal mengenai daftar keluarga di Facebook. Jadi, kenapa gue membahas ini, pertama karena ini topik yang gue pilih untuk tugas penelitian kecil dan kedua masalah ini pernah disinggung di mata kuliah serta diskusi kecil sama teman-teman gue. Awalnya gue nggak bermaksud menyinggung atau bagaimana, tapi bagi gue ini adalah sebagian kecil hal unik yang dapat gue lihat lebih dalam alasannya. Kenapa sih mereka memiliki daftar keluarga yang banyak banget? Apakah itu memang benar-benar keluarga mereka? Atau sekedar lucu-lucuan aja? Atau ini merupakan simbol dari hubungan kekerabatan yang begitu dekat di kehidupan mereka? Mungkin banyak alasan bisa menjawab pertanyaan ini. Beberapa teman saya memiliki daftar keluarga yang sangat panjang dan semuanya diisi oleh teman-temannya, dari yang menjadi ayah, ibu, tante, om, sampai cucu. Kalau dipikir-pikir nggak mungkin kan anggota keluarga mereka sebanyak itu? Apalagi dengan "si cucu" yang masih seumuran dengan "anggota keluarga" yang lainnya itu. Sejauh ini, topik ini baru dalam tahap awal saja, penelitian lebih lanjut belum dilakukan. Tapi kalau pengamatan gue, gue pernah lihat di beberapa Facebook teman (antara mau meneliti sama kepo itu tipis jadinya) dan gue menemukan mereka menaruh teman mereka dalam daftar "keluarga" itu sebagai kakak/adik perempuan atau laki-laki mereka. Dari segi itu, gue masih bisa paham. Kenapa? Karena kalau menganggap dari segi kakak atau adik, bisa saja mereka memang telah menganggap orang itu sebagai kakak atau adik mereka, bukan hanya sekedar teman. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana teman yang masuk daftar sebagai ayah, ibu, atau kakek? Apakah karena mereka dianggap sebagai orang yang memimpin di kelompok/geng mereka? Sekarang gue belum bisa jawab, mungkin setelah mata kuliah gue berakhir dan gue udah melakukan penelitian, gue mungkin akan bisa menjawab kelanjutan dari tulisan ini.
0 Comments
Oke, dua merupakan pembahasan gue kali ini. Walaupun saat ini gue sedang diserang Sailormoon oleh kekuatan (datang) bulannya, tetapi gue akan mencoba menulis! (padahal nulis doang). Kenapa judulnya Dua? Apakah gue akan membahas berat badan gue yang naik dua kilo? Atau hari ini gue makan dua bakul nasi? Atau gue punya dua pacar? (yang terakhir bohong abis)
Sebenernya gue kali ini akan membahas mengenai tahun kedua gue kuliah. Kalau bisa dilihat bagaimana statistik dari hasil belajar gue selama hampir dua tahun ini (tiga semester) seperti lembah.. semester satu : merupakan masa kejayaan di mana masih semangat kuliah dan gue berada "diatas" semester dua : saat di mana lo akan merasakan asyiknya bersama teman-teman, hanyut dalam dunia per-gaul-an dan lo sudah mulai mengenal lingkungan, di masa ini gue di "bawah" semester tiga : mulai berkaca dari semester sebelumnya, di mana semester satu gue-si-anak-rajin lalu saat masuk semester dua gue-si-anak-sok-bisa-multitasking, lalu lo akan bersikukuh memperbaiki semuanya Bisa dilihat, tetapi jangan ditiru di kampus kalian masing-masing. Sekarang ini mungkin gue akan terlihat jarang kelihatan berkeliaran sampai malam (menjelang pagi) akhir-akhir ini, disebabkan oleh gue emang males keluar, kedua emang mau konsen sama tugas, ketiga adalah masalah keuangan di mana habis kalap belanja. Jadi di semester tiga ini gue mulai berfikir, apa sih yang sebenernya gue mau lakuin? Kegiatan apa yang harus gue ambil? Karena mulai ada sedikit tuntutan melalui pertanyaan, seperti, "lo magang dimana?" atau "kamu udah nyari-nyari proyek sama dosen?". Gue cukup dihantui pertanyaan itu dan efek dari lingkungan sekitar. AAAHHH GUE NGGAK TAU HARUS GIMANA!! Oke, cuma itu yang bisa gue bilang sekarang ini. Gue nggak tau harus mulai darimana, nilai, mulai cari magang atau proyek, atau darimana? Di tahun kedua ini bagi gue adalah tahun di mana gue akan mulai bingung mencari kegiatan di luar kampus yang memang pas dihati. Tapi tetep, nilai gue yang seperti lembah itu harus diperbaiki juga. |
Archives
December 2016
|