Seperti yang sudah gue sering ceritakan atau dalam beberapa posting gue menceritakan mengenai pengalaman jalan-jalan gue di beberapa tempat, daerah, atau pun negara. Sejak kapan gue menyukai jalan-jalan? Tepatnya adalah sejak TK atau SD karena gue sering mencuri waktu liburan pribadi bersama Ibu kalau dia ada tugas di luar kota. Mulai dari sana kesukaan terhadap jalan-jalan semakin menggebu-gebu. Sekarang sebenarnya ada dua hal yang mau gue sampaikan, pertama adalah mengenai jalan-jalan di Bandung dan Bangkok kemarin dan mengenai rencana perjalanan tahun depan. Mari dimulai!
1. Perjalanan Bandung dan Bangkok Kemarin saat santai setelah pulang kuliah dan kakak gue pulang kerja, kita nongkrong di depan televisi nonton acara judulnya "No Reservation" yang dibawain sama Anthony Bourdain. Menurut keterangan kakak gue yang nge-fans sama dia, kakak gue suka karena dia membawakan acara jalan-jalannya itu dengan jujur, jadi dia enggak berusaha selalu menunjukan sisi indah dari sebuah tempat, enggak seperti acara yang terkadang hanya menampilkan sisi indahnya aja. Misalnya kayak Paris, kelihatannya di televisi indah, romantis, kenyataannya? Menurut keterangan kakak saya lagi sebenarnya enggak seindah itu, ada banyak pengemis juga, dan bau pipis. Oke, kembali lagi ke masalah awal, jadi apa kaitannya dengan perjalanan Bandung dan Bangkok? Di posting sebelumnya gue sepertinya hanya menampilkan sisi indahnya saja kan, padahal ada beberapa hal yang harus dicermati sebagai bahan panduan untuk melakukan perjalanan kesana. Mari cermati hal-hal ini 1a) Bandung : saat menuju Bandung dari Jogja, gue naik kereta yang sayangnya gue sendiri lupa namanya, hal yang gue sayangkan adalah, tidak terawatnya kereta ini, tempat duduk yang kotor, dan interior yang tidak terjaga. Kenapa sayang? Karena ini kelas eksekutif, enggak seharusnya kan penampilannya gitu. Kedua adalah di kereta, tiket gue enggak di cek dan enggak ada kondektur yang jalan-jalan juga. Alhasil gue tidur dalam kewaspadaan (azeg). Sampainya di Bandung, di stasiunnya, hal yang harus diperhatikan adalah taksi! Sebagian besar taksi di stasiun adalah taksi yang enggak pakai argo, jadi kita harus pintar menawar, kalau enggak pintar? Naik angkot mendingan. Tips dan trik saat menawar adalah pura-pura menjadi orang Bandung dengan berbicaranya menggunakan logatnya dan itu terbukti bisa di gue hahaha. Tapi hal ini sepertinya enggak berlaku buat orang yang medhok Tegal, itu sama aja mempermalukan diri nantinya. Hal lainnya lagi adalah kalau ingin mudah jalan-jalan di Bandung, naiklah angkot! Selama dua kali kesana, kita tinggal bertanya jurusan angkot itu dan abangnya pun akan dengan senang hati menjawab dan mengantar. Tapi untuk ke beberapa daerah kalau sudah malam angkot enggak ada yang kesana, jadi terpaksa lagi naik taksi dan carilah taksi argo yah! 2b) Bangkok : sama halnya dengan Bandung, rasanya gue terlalu memuja-muja Bangkok. Sebenarnya Bangkok itu hampir sama dengan Jakarta dari segi macetnya, disana juga enggak kenal jam kalau udah berurusan sama macet. Tapi bedanya adalah di Bangkok masih agak lumayan macetnya dibanding Jakarta, karena disana tertolong dengan adanya BTS atau subway, jadinya transport orang lebih mudah. Selain itu di Bangkok berhati-hatilah dalam menawar bajaj atau tuktuk, karena takut-takut kalian malah ditipu dengan harga mahal dan nanti pas naik taksi ternyata lebih murah. Kalau memang jalan irit, lebih baik relakan betis kalian untuk berjalan kaki. Nah, kalau udah kerasa capeknya, baru deh naik taksi, tapi pilih juga, selama ini taksi yang cukup dipercaya taksi yang warnanya pink dan hijau-kuning. Oya, buat info aja kalau kalian mau beli bir atau minuman keras lainnya, disana ada pengaturan jamnya, jadi ada jam di mana kalian boleh beli dan enggak. Peraturan ini berlaku biasanya di supermarket dan beberapa minimarket. Selain itu, jangan pikir orang di Bangkok karena banyak wisatawan mereka mengerti bahasa Inggris, bahkan untuk bahasa Inggris yang standar pun ada yang enggak paham. Jadi kalau kalian jalan kaki dan sepertinya tersesat, segeralah cari polisi, mereka akan dengan siap membantu kalian. Lalu, bagi para pecinta kuliner, gue selama menginap di Khao San Road, belum menemukan makanan yang enak, mungkin di jajanan kaki limanya enak, tapi dari dua restoran yang gue makan, rasanya enggak enak dan hambar, jadi lebih baik kalau emang niat mau wisata kuliner disana juga, browsing dulu. Mungkin segitu aja tambahan pengalaman gue, sekarang mari lanjut ke rencana perjalanan! 2. Travelling-Backpacking-Bolosing Tahun depan adalah tahun emas buat gue, karena apa? Karena itu adalah tahunnya gue jalan-jalan! Sesuai dengan judul di kata terakhir ada bolosing, itu artinya adalah gue harus mengorbankan waktu kuliah gue (alias bolos) untuk jalan-jalan, kalau enggak sekarang kapan lagi kan hahaha. Oke lanjut. Jadi sebenarnya sebelum tahun depan, akhir tahun ini sudah ada rencana jalan, tapi belum tahu kejelasan lebih lanjutnya bagaimana. Jadi mari lanjut mengenai tahun depan. Tahun depan sudah ada dua rencana besar di depan mata dan itu berlangsung dalam dua bulan berurutan, perjalanan pertama di bulan April dan kedua di bulan Mei. Pada bulan April gue akan melakukan perjalanan ke Bangkok (lagi) tapi ada bedanya! Karena gue akan ke Bangkok melalui Malaysia dengan naik kereta karena kemarin dapat tiket murah dari airasia hanya ke Malaysia, jadilah ke Bangkoknya naik kereta. Ini akan menjadi pengalaman baru karena gue akan benar-benar jalan susah alias backpacking karena keterbatasan biaya dan mencari petualangan. Selain itu di Bangkok akan melihat Festival Songkran juga, nah ini juga jadi hal yang ditunggu. Kedua pada bulan Mei gue akan ke Bali bersama kakak gue. Ini sebenarnya perjalanan yang sudah gue tunggu lama karena gue mau membuktikan ke kakak gue kalau gue ini tipe orang yang bisa diajak jalan-jalan susah, bukan jalan-jalan turis. Makanya perjalanan ke Bali nanti cukup membuat gue bersemangat, selain itu pulangnya ke Jogja kita akan naik bus dan itu artinya gue bisa lihat Paiton lagi! Jadi itulah akhir dari cerita di posting ini. Gue sebagai mahasiswa yang kelihatannya tidak peduli kuliah dan rela bolos untuk jalan-jalan, tapi ini kuliah! Manfaatkan masa-masa ini selain untuk belajar dan hal lainnya di kampus dan buat gue adalah dengan jalan-jalan. Mari kita travelling dan bolosing!
0 Comments
Halo, apa kabar? Sudah lama rasanya sejak terakhir kali gue posting disini. Sejauh ini kehidupan berjalan dengan lancar dan banyak hal yang tidak terduga terjadi. Pertama, menjadi ketua himpunan mahasiswa jurusan, di mana dalam kasus ini bukanlah kehendak hati atau pun keinginan. Kenyataannya? Tetap terpilih walaupun sudah bilang tidak. Akhirnya? Marilah dijalankan karena sudah dipercaya. Semangat! Selanjutnya seperti biasa dunia perkuliahan berjalan seperti itu saja dan lagi-lagi pada semester genap selalu saja kemalasan mendera dan menghantam dengan ganasnya. Buktinya? Ada banyak tugas yang menumpuk dan rasanya lebih banyak dari lemak yang ada di tubuh ini. Berikutnya adalah gue batal menjadi anak gunung selama sebulan, sebabnya adalah karena dihadapkan dengan pilihan lain yang sepertinya lebih sesuai dengan jalan pemikiran. Terakhir? Dalam waktu kurang dari smeinggu Ujian Akhir Semester alias UAS akan datang dan ini waktunya intensitas pacaran dengan di laptop akan lebih tinggi.
Oke, kali ini sebenarnya ada hal yang beberapa kali pernah gue tulis, yaitu mengenai pertumbuhan, tumbuh, dalam hal usia, dan dalam hal kehidupan. Selalu, berkali-kali gue sering merasa kalau waktu itu bukan berjalan, tapi berlali, rasanya semua terlalu cepat berlalu. Sampai semua itu berpusat di satu titik, yaitu bertambah umur. Secara pribadi, gue memang mengakui kalau agak sedikit takut dengan bertambahnya usia, tapi semakin lama kita jelas tidak bisa melawan kan, melainkan harus menjalaninya. Bertambah tua, bertambah dewasa, bertambah tanggung jawab, dan rasanya semua itu menakutkan. Tapi rasanya ada satu hal yang lebih menakutkan dari itu, yaitu melihat orang lain tumbuh. Menjalani pertumbuhan bagi diri kita sendiri rasanya masih wajar, kita bisa menerimanya. Namun, saat melihat orang lain tumbuh, bertambah tua, rasanya ada sesuatu yang aneh dan susah untuk kita terima. Disaat kita tua, mungkin orang lain yang dekat dengan kita akan lebih tua dan lebih lemah, kita tidak bisa mengharapkan dia kondisinya sama dengan kita kan? Lagi-lagi itu pasti jadi ketakutan yang terkadang muncul di setiap pribadi. Tapi mau apa dikata kan, lebih baik mereka tumbuh daripada berhenti di kondisi mereka sekarang sedangkan kita sendiri terus tumbuh. |
Archives
December 2016
|