Oke judul kali ini memang kelihatannya agak menggantung. Tapi maksud gue bukan itu, maksud dari judul blog ini adalah nantinya akan berlanjut menjadi sebuah judul yang dapat digunakan berulang kali, bisa #2, #3, mungkin sampai ratusan.
Nah, untuk judul yang kali ini gue akan mengajak kalian semua... "Mari Menjadi (sok) Romantis"!! Kapan lagi kan gue bisa nulis tentang beginian? Jadi gini, semuanya diawali dengan sebuah lagu. Gue baru-baru ini lagi ketagihan sebuah album dari seorang penyanyi solo pria. Namanya adalah Tulus. Lagu-lagunya gue suka banget, dari segi aransemen, lirik, sampai suaranya penyanyinya pun TOP! Buat yang mau tau bisa cari di Google atau Youtube dengan mengetik musiktulus. Salah satu lagu yang mau gue bahas disini dan berkaitan dengan judul postingan gue yang mau menjadi (sok) romantis. Untuk gambaran lagu, kira-kira begini liriknya : Teman Hidup Dia indah... Peretas gundah Dia yang selama ini ku nanti Pembawa sejuk.. Pemanja rasa Dia yang selalu ada untukku Di dekatnya aku lebih tenang Bersamanya, jalan lebih terang Tetaplah bersamaku, jadi teman hidupku Berdua kita hadapi dunia Kau milikku, milikmu, kita satu 'kan tuju Bersama arungi derasnya waktu Kau milikku, ku milikmu (3x) (*) Bila di depan nanti Banyak cobaan untuk kisah cinta kita Jangan cepat menyerah Kau punya aku, ku punya kamu Selamanya akan begitu Mungkin liriknya kelihatannya klise dan mungkin ada yang menganggap murahan. Tapi coba dengerin sama lagunya, akan terasa berbeda deh! Kenapa gue mau membahas lagu ini dan akhirnya gue menjadi sok romantis adalah... Tiba-tiba aja pertama denger lagu ini, gue langsung tahu kalau gue akan atau pengen banget lagu ini dipakai saat pernikahan gue nanti. Azeg kan bahasan gue udah pernikahan aja hahaha. Tapi ya, boleh kan bermimpi? Jadi, gue pengen banget lagu ini ada dan diputar saat pernikahan gue. Kalau bayangan sinetron atau film gue, boleh juga lagu ini dipakai pada saat lamaran atau ada yang mau nembak gitu kan hahahaha. Gue agak sedikit geli melihat postingan blog gue yang satu ini hahahaha. Tapi ya ini impian gue kan. Bagi lelaki siapapun yang suatu hari nanti bakal jodoh, tolong baca blog gue dulu ya sebelum milih lagu yang mau dikasih ke gue oke :3 p.s.: untuk Aninda Pratiwi, maaf yah lagu ini udah aku tag duluan buat aku.
0 Comments
Siapa sih yang enggak penasaran sama masa depannya? Pasti semua orang kalau boleh jujur akan penasaran sama masa depan dia. Masalah jodoh, karir, dan segala peruntungan pasti menjadi pertanyaan besar di kehidupan. Tapi enggak semua orang juga mau mengetahuinya secara terang-terangan, ada yang hanya menyimpan, dan ada juga yang mencari tahu lewat ramalan. Nah, ramalan itu yang gue maksud dengan istilah "menebak masa depan".
Gue pribadi adalah tipe orang yang bisa dibilang cukup percaya dengan hal yang disebut dengan ramalan. Gue mulai tertarik dengan ramalan, sejauh yang gue ingat itu sejak gue baca majalah remaja yang ada ramalan bintangnya, mungkin sekitar jaman SD mau tahun terakhir. Awalnya gue baca Nova, itu tabloid untuk perempuan dewasa sebenarnya, tapi entah kenapa gue percaya. Oke, berlanjut dengan masa-masa labil, yaitu SMP. Di masa SMP jelas yang namanya ramalan itu sangat mempengaruhi hidup, halaman pertama yang gue lihat dari majalah adalah ramlan bintangnya. Bayangkan bagi yang kenal penampilan gue ini bisa senyum-senyum imut sendiri baca ramalan bintang kalau itu menyenangkan, kebayang? Horor kan? Yak, mari lanjut lagi ke masa paling galau, yaitu masa SMA. Tetap ramalan bintang menjadi top star! Bedanya kali ini bisa bikin gue sampai nangis (gak lah bohong, lebay abis). Kalalu masa SMA emang kadang gue terpengaruh, tapi enggak segitunya juga, tapi tetep gue masih percaya ramalan. Lalu, pengalaman baru muncul. Setelah lulus SMA gue pindah ke Jogja untuk kuliah. Di jurusan gue, gue menemukan senior gue memiliki kekuatan lebih, tapi jangan bayangin kekuatan kayak Limbad juga. Kekuatan yang satu ini beda, dengan perawakan sehari-harinya yang terlihat seperti manusia normal, ternyata ia memiliki kelebihan, salah satunya meramal. Saat tahu, bagi gue ini adalah ladang emas yang harus digali dan dimanfaatkan hahaha. Tapi saat itu gue posisinya sudah kenal, tapi belum terlalu akrab sekali, jadi gue masih belum berani tanya-tanya. Tapi sepertinya Tuhan tahu kalau gue ingin sekali diramal. Jadilah gue dipertemukan dengan adik kelas gue di SMA dan dia meramalkan gue dengan kartu tarot. Ini adalah kali pertama gue diramal dengan kartu tarot. Hasilnya? Tidak usah ditanya, tepat mengenai sasaran. Melalui kartu itu ketebak bagaimana keadaan gue dan sikap yang sedang gue ambil saat itu. Boleh percaya boleh enggak, tapi itu yang terjadi. Akhirnya waktu mempertemukan gue dengan senior gue berperawakan manusia normal tapi berjiwa tidak normal (eh). Bukan, maksud saya sangat normal jiwanya, tidak normalnya karena ia mudah sekali membuat kami (para perempuan), dalam seketika menjadi galau total. Kejadiannya waktu itu di rumah makan di daerah flamboyan yang prasmanan (maksudnya warung makan flamboyan). Disana kita cewek-cewek kuliahan semester 3 sedang berkumpul untuk makan siang dan ditemani oleh senior saya yang memiliki kekuatan lebih ini, sebut saja dia dengan nama Anton. Ya, jadi si Anton ini laki-laki satu-satunya dan satu-satunya yang membuat kondisi kami yang tadinya tertawa, dalam seketika satu persatu ada yang bermuka pasrah, dan sampai ada juga yang menangis. Awalnya kami iseng minta diramal, tapi akhirnya malah keterusan. Dan lagi-lagi pada bagian gue, tebakan dia tepat sekali, padahal seumur-umur gue enggak pernah curhat sama dia. Betapa canggihnya si Anton ini, sampai-sampai gue enggak bisa berkata apa-apa. Waktu gue diramal sama si Anton, dia enggak pakai suatu barang sebagai media meramal, dia hanya melihat garis tangan, bahkan hanya dengan melihat muka kita pun dia bisa. Canggih? Memang sangat canggih. Ternyata waktu memang sayang sama gue, jadi dia mempertemukan gue dengan Anton lagi di rumah sebut saja dia Dian (pasti dia seneng banget kalo tahu gue sebut dia pake Dian). Nah, rencana awal gue ke rumah Dian mau kerjain tugas, tiba-tiba dapat kabar kalau dia nitip kartu remi, jadilah gue beli. Coba tebak apa yang terjadi? Kartu itu malah dipake buat ramal dengan pemukanya adalah Anton. Jadilah perempuan di rumah Dian ini menjadi galau (lagi dan lagi) karena mulai meramal. Ada yang diramal lebih dari sekali, dan gue sendiri juga hahahaha. Jadi, brengseknya adalah ramalan Anton lagi-lagi tepat dan sangat tepat. Gue makin curiga jangan-jangan dia selama ini menguntit gue hahahaha. Tapi enggak mungkin, abaikan. Gue akui si Anton kalo kata Toni emang "top markotop, good marsogood, no margono" deh! Di rumah si Dian ini berkali-kali gue memastikan ramalannya, dan salah satu ramalannya buat gue katanya tidak berubah seperti ramalannya yang terakhir di kasih ke gue. Oke deh, gue hanya bisa menerima aja. Mungkin secara keseluruhan gue terlihat cukup mempercayai ramalan. Tapi itu hanya sekedar ramalan kan? Gue pribadi memang mempercayainya, tapi gue enggak mau meyakininya secara penuh. Kenapa? Gue enggak mau menimbulkan harapan lebih terhadap suatu hal yang gue harapkan, baik itu karir, cinta, maupun keuangan. Bagi gue ramalan hanyalah tebakan untuk masa depan gue. Gue mempercayainya, tapi di dalamnya ada unsur mungkin, di mana bisa saja terjadi, bisa saja tidak. Nah, kalo mau sok bijak sedikit, manusia bisa kan merencanakan dan berusaha, tapi yang menentukan dan tahu semuanya siapa, Tuhan kan? Ini hanyalah pendapat pibadi, ramalan boleh kita percaya, tapi jangan terlalu meyakininya lalu tidak berusaha, jadikan ramalan itu motivasi di hidup supaya kita terpacu untuk mewujudkannya atau memperbaikinya. Kata terakhir gue adalah, YOU ROCK SETODEWO! Eh salah, maksud gue ANTON! _Terinspirasi dari salah satu blog teman gue dan hasil percakapan bersama kakak gue, maka jadilah tulisan ini! Jadi, kalau di blog teman gue, dia melihat perjalanannya selama satu tahun. Sedangkan obrolan bersama kakak gue adalah tentang pengalaman tahun baru yang sudah pernah kita lakukan. Nah, disini gue mau mengingat beberapa kejadian tahun baru yang pernah gue lalui.
1. Ritual tahun baru jaman SD Saat masih SD, tahun baru adalah hari yang spesial buat gue. Di masa itu juga bagi gue, tahun baru itu kita merayakannya di luar rumah, jalan-jalan di Jakarta sambil tiup terompet dan lihat kembang api. Kenyataannya buat gue? Rata-rata tahun baru gue habiskan bersama kakak gue tercinta dengan minum coca-cola atau fanta, ditemani dengan cemilan ringan seperti lemper. Serasi banget kan makanan dan minumannya? Kejadian lucu yang gue ingat sampai sekarang adalah kakak gue selalu saja menjerumuskan gue waktu kecil, pas tahun baru dia pernah ngomong ke gue gini, "nis, kamu gak usah sikat gigi. Kumur-kumur aja pake coca-cola, kan giginya jadi keset, sama aja kayak sikat gigi!" Terima kasih karena gue nggak sebodoh itu percaya, kalau gue lakukan terus, sekarang gigi gue udah keropos kali. Oya, selingan aja, dulu waktu bayi kakak gue juga pernah menjerumuskan gue. Di dalam kondisi gue masih bayi, dia dengan seenaknya masukin permen Chupa Chups ke dalam mulut gue. Balik lagi ke masalah tahun baru, selain bersama kakak, gue juga sering kemping saat tahun baru. Jangan bayangkan gue kemping di gunung atau bumi perkemahan, tapi gue kemping di garasi rumah. Jadi, inilah salah satu momen tahun baru yang berkesan. 2. Tahun baru 2009 Saat pergantian tahun baru ini, cukup berbeda karena gue, menurut kakak gue lebih jelasnya, di tahun baru ini gue menjadi parasit di keluarga teman gue, yaitu Andri. Rencana awal kita mau tahun baruan bareng dengan jalan-jalan bersama saudaranya. Namun, apa dikata, namanya juga orang Batak, pasti tahun baru mereka berkumpul sama keluarga dulu untuk berdoa bersama dan merayakannya. Jadi, terjebaklah gue di dalam perayaan internal keluarga tersebut. Tapi jangan salah, tahun baru bersama mereka berkesan banget, karena sebelumnya gue jaraaaaang banget tahun baruan sama keluarga besar, selalu terpisah-pisah. Di hari itu menjelang detik-detik pergantian tahun, gue berada di rumah saudaranya, dan mereka semua berkumpul di dalam satu teras, bernyanyi sambil mengobrol. Pas pukul 00.00 WIB, sebelumnya mereka melakukan doa, lalu setelah itu mereka saling memberi selamat satu sama lain. Disaat itu gue juga turut diberi selamat, saat itu gue langsung merasa nggak asing, keluarganya terbuka sekali dengan kehadiran gue disana. Setelah ritual bersama keluarganya, kita berdua dan saudaranya langsung pergi jalan-jalan melihat Jakarta di pagi buta sampai matahari terbit. Nah, tahun 2009 berkesan karena gue menjadi parasit di keluarga orang. 3. Tahun baru 2011 2010 merupakan tahun baru yang biasa saja, karena gue menghabiskannya dengan di rumah dan sendirian. Satu kata, mengenaskan. Oke jadi di tahun baru 2011 ini, bisa dibilang cukup absurd. Begini ceritanya, kegiatan pertama diawali dengan traktiran makan dari Nanda, karena dia habis dapat uang, makanya dia syukuran. Kondisinya kita makan seafood dekat kampus. Setelah itu kita bingung mau kemana lagi, akhirnya memutuskan untuk beli bir di CK, lalu kemana? Kita duduk di kampus, di samping GSP. Tempat yang sangat tidak pas untuk tahun baruan. Tepat pergantian tahun, kita berada di GSP minum bir sambil ngobrol. Beberapa saat kemudian, seperti banci yang kepergok oleh pamong praja, kita kaget karena kita diusir oleh satpam kampus karena minum bir dan berada di lingkungan kampus. Gue heran, padahal di tengah lapangan GSP ada lebih banyak orang dan mereka semua mabuk, sedangkan kita nggak, malah kita yang diusir -_- Setelah diusir kita menjadi bingung mau kemana, sampai akhirnya kita berhenti di tenda tempat tambalan ban yang sudah tutup. Disana kita sempat mengobrol sebentar menentukan tempat yang akan kita tuju selanjutnya. Dan tebak kemana kita pergi? Depan CK. Disana kita ngobrol sambil minum susu. Benar-benar absurd sekali malam tahun baru saat itu. 4. Tahun Baru 2012 Akhirnya gue merayakan tahun baru 2012, tahun di mana katanya inilah akhir dunia. Boleh percaya boleh tidak, tergantung bagaimana kita memahami hal tersebut. Oke, di tahun baru ini gue merayakan bersama keluarga baru gue, kenapa gue sebut keluarga? Karena selain keluarga inti yang gue punya di Jogja, mereka lah keluarga gue lainnya, yaitu teman-teman di jurusan Antropologi. Yak, gue merayakan tahun baru bersama merek. Rasanya memang tidak ada yang spesial mungkin, kami hanya makan bersama, mengobrol, dan tepat pukul 00.00 kami menyalakan kembang api dan mercon, oya juga tidak turut ketinggalan yaitu petasan. Kebahagiaan tetap gue rasakan, di mana kami bisa bergabung, tidak mengenal adanya perbedaan angkatan. Semua obrolan, semua candaan, cukup berkesan buat gue dalam menikmati hari terakhir di tahun 2011 kemarin. Itulah beberapa kejadian tahun baru yang cukup berkesan. Bukan maksud hati menunjukan tahun baru itu harus ada perayaan, tapi bagi gue tahun baru memang seeprti pergantian hari-hari biasanya. Orang berpesta merayakan pergantian tahun tapi disisi lain besoknya orang-orang akan berkegiatan seperti biasanya, tidak ada yang berbeda. Namun, ada perbedaan, yaitu angka di tahun yang berubah. Sekecil apapun kegiatan yang dilakukan hari itu, asalkan bersama orang terdekat gue, pasti akan menyenangkan buat gue. |
Archives
December 2016
|